buterfly

buterfly

Senin, 25 Januari 2016

Filia Story ( Cerita Fiksi Mengenai Kinesis)



Phillokinesis (Part 1)



Siapa yang menyangka hal ini akan terjadi padaku, cairan itu telah menyatu dalam darah ku..., aku harus kehilangan mata coklatku, namun itu tidak terlalu buruk, dibandingkan yang akan ku alami beberapa hari setelahnya....
“Dimana.. aku..”. gumam ku. Rasa sakit di kepalaku masih terasa.
Pengelihatanku berbeda dari biasanya. Aku melihat cahaya yang sangat tajam dan langsung mengalihkan pandanganku. Aku melihat ayah dan dokter max, wajah mereka terlihat panik. Aku bahkan bisa mendengar detak jantung mereka. “Astaga... apa yang terjadi padaku..”. Aku merasakan hal yang tidak wajar pada diriku, sejenak aku berfikir apa yang terjadi sebelumnya.
***
“Filia.... menyingkir dari sana!!” Teriak ayah, sambil berlari kearah ku.
Aku melihat kearah atas, namun saat itu sudah terlambat, botol berisi cairan hijau itu menghantam kepalaku.
***
Kini aku hanya terbaring ditempat tidur. “Filia..” panggil ayah sambil menatapku.., “ayah.. apa yang terjadi..” ayah membantu posisiku untuk duduk,namun ia masih bungkam, “Nanti akan dijelaskan oleh dokter max” ucap ayah dengan wajah khawatir. “Ayah... cahaya apa itu, mengapa terang sekali? Apakah itu lampu?” tanganku menunjuk kearah atas. Ayah menatap dokter max. Dokter max menghampiri kami “ia.. sepertinya kamu sensitif terhadap cahaya, nanti saya akan mengajukan beberapa pertanyaan untuk pemeriksaan ya fil..” ucap dokter Max, aku hanya mengangguk.
***
“aku berharap untuk tidak percaya pada penjelasan dokter max,tapi kenyataannya ini benar terjadi..”
***
“apa yang terjadi dok?” tanyaku penuh dengan rasa bingung.
“fili... terjadi kecelakaan diruang laboratorium,kamu terkena serum PM atau Plant Manipulation dalam jumlah yang serius”
“apakah itu berbahaya?”
“ya, jika kamu tidak mampu mengendalikan diri, namun sebenarnya kami belum melihat reaksi serum PM yang jelas dalam dirimu, kamu akan tetap berada dalam pengawasan kami, sepertinya ini memang sudah takdirmu..” Setelah menayakan dan memeriksa kondisiku aku diperbolehkan kembali ke ruanganku, aku hanya terdiam bahkan aku tidak benar-benar mengerti dengan apa yang aku fikirkan.
***
Sepertinya keadaan mulai membaik dan terbiasa dengan semua ini, namun aku mulai bosan berada di kamar rumah sakit ini,kebetulan ayah sedang berada diruang dokter max. Aku berjalan menuju pintu keluar,semuanya sunyi,Aku menuju ke balkon atas,setelah melihat sekitar aku baru menyadari aku masih berada di gedung laboratorium.
Angin berhembus menyentuh kulitku,menyenangkan bisa merasa bebas lagi.
“akhh..” dentuman tetesan hujan terdengar jelas ditelingaku, rintik hujan menyadarkanku dari lamunan, entah mengapa air yang menyentuh kulitku terasa tidak biasa,sepertinya air ini masuk kedalam tubuhku memberi kekuatan dan energi baru. Hujan mulai deras aku membiarkan derai hujan membasahiku dan menyatu dalam diriku.terasa begitu sejuk dan damai. “Fili...!!” panggilan ayah menejutkanku.“Astaga,apa yang kamu lakukan disini..., kamu masih sakit!”ayah menarik tangan ku masuk kembali kedalam gedung.
***
“agrokinesis/phyllokinesis... itu kemampuan untuk mengendalikan tumbuhan..”
“apakah itu sulit?”
“semua itu bergantung pada fisik dan mentalnya,tenanglah aku akan mencari jalan keluarnya”
“terimakasih..”
“itu sudah tugasku..,lagi pula aku sudah menganggap fili sebagai anakku sendiri...”
Percakapan yang aku dengar antara ayah dan dokter max diruangannya,saat aku menguping dari balik pintu.

Bersambung...

***
Phyllokinesis (Part 2)

Hari ini adalah jadwalku untuk antisipasi dan analisa fisik dan mental. Aku,Ayah,Dokter Max dan sekretarisnya Josy berada di ruang praktek Dokter Max.Aku masuk kedalam box analisa, Dokter Max dan sekretarisnya menyiapkan beberapa alat, sekretaris dokter Max menyiapkan pot tanaman dan diletakkan dilantai. Dokter max memintaku untuk menyentuh tanaman itu. Mengejutkan, tanaman itu langsung tumbuh besar dan berbunga,semua orang terkejut.
“Astaga!!” Dokter Max terlihat sangat terkejut namun tersenyum takjub.”
***
Hari pertamaku kembali masuk kuliah setelah kecelakaan itu,sekarang aku mulai mampu mengendalikan seluruh kemampuanku berkat dukungan Ayah dan dokter Max, kini mereka telah mempercayakan segalanya padaku.Sebenarnya aku tidak terlalu yakin semua akan baik-baik saja seperti yang dikatakan dokter Max dan Ayah, walau ayah telah mengirim surat ke biro rektor tentang kecelakaan yang menimpaku, tetap saja aku harus mengejar ketertinggalan tugas dan materi perkuliahan.
Langkah ku melaju masuk ke ruang kuliah, semua mata menatap kepadaku, aku hanya bersikap biasa, hal ini sangat mirip saat pertama kali perkuliahan dimulai. Semua orang menatapku kagum dan berusaha mendekatiku, namun setelah mengetahui sikapku yang dingin mereka semua mulai menghindar, berbeda dengan..
***
“Snow....!!” harlin memecah suasana beku pada saat itu.
Harlin dengan nama lenglap Harlin Fazna satu-satunya orang yang mau mencoba mengerti dengan keadaanku. Aku telah menceritakan kepada harlin mengenai kondisiku yang tak ingin banyak bicara setelah kepergian ibuku 2 thn yang lalu. Aku pernah menanyakan perkara perubahan namaku yang diubahnya menjadi Snow .namun ia hanya tersenyum sambil berkaata “karna kamu indah dan dingin..”
Harlin berlari kearahku dan tersenyum “aku sudah menyiapkan bangku dan berada tepat di...” perkataannya terhenti dan menatapku dalam-dalam.
“kamu pakai soft lens?” tanya_nya lugu.
“ia..” jawab ku singkat, bukannya ingin membohonginya, aku hanya tidak ingin pemperpanjang cerita.
“Hmmm..hijau ya.. kamu memakai warna apa saja cocok” lanjutnya sambil tersenyum manis.
“bisa kita duduk sekarang?” Perkataan yang selalu terlontar saat Harlin larut dalam ceritanya.
“oh ia.. hehe, ayo..”
Dosen memasuki ruang perkuliahan,perkuliahan di mulai. Selain penjelasan dosen aku dapat mendengar pergunjingan anak-anak lain tentangku, huff.. tentu saja vidya, lara, laurin, dan vanesa sebagai ketuanya. Mereka menamakan genk nya BENISM “Beautiful, Nice and Smart” kata-kata yang selalu mereka ucapkan setelah berhasil mengerjai anak-anak lain yang tidak mereka sukai. Mereka bahkan pernah mengajakku untuk masuk genk mereka, namun aku menolak mentah-mentah, bagiku hal seperti itu tidak ada gunanya.Tentu, mereka tidak tinggal diam, setelah penolakanku itu mereka selalu mengerjai aku,seperti melemparkan air kewajah ku, menjegalku, dan lain sebagainya, bahkan harlin pun pernah terkena saat ingin melindungiku. Kali ini dengan kelebihan yang aku miliki, aku tidak akan tinggal diam.

Bersambung...

***
Info : Sekilas mengenai Agrokinesis a.k.a Phyllokinesis adalah kemampuan yang memungkinkan penggunanya mengendalikan tanaman, tumbuhan, pohon dan kayu.
sebenarnya banyak kemampuan kinesis yg lainnya namun saya mengambil kemampuan tersebut untuk tokoh utamanya. Masih panjang cerita yang akan dilalui filia semoga pembaca menikmatinya.
Dan untuk teman-teman yg memiliki kemampuan kinesis harap sarannya untuk pengembangan cerita dan pengetahuan, terimakasih.. ^-^

 
***
Phyllokinesis (Part 3)

Masih mengingat tentang genk BENISM yang aku ceritakan? Yahh.. kali ini aku tidak akan melepaskan mereka, sedikit pelajaran mungkin akan membuat mereka sadar. Aku menumbuhkan tanaman rambat yang membelit kaki mereka tanpa mereka sadari, hingga pelajaran selesai.dosen meninggalkan kelas. “Huft.,akhirnya selesai juga” Laurin kebosanan.
“Ia nih,si botak ngejelasin kayak kapal api, gue ga ngerti” Lara menyambung.
“Yaudah girls! Go to canteen!” Perintah Vanessa.
Saat mereka beranjak “BRUKK!” Mereka terjatuh serentak.
Semua orang tertawa girang melihat kejadian itu, bahkan aku tak kuasa menahan senyuman. Aku juga melihat tawa diwajah harlin, hal yang sangat menyenangkan pikirku.
Para BENISM itu hanya merengek kesakitan dan aku memasukkan kembali tumbuhan rambat itu kedalam lantai.
Di kantin aku kembali berjumpa dengan genk itu.
“Vidya,pesenin gue air es dong!” Perintah Vanessa
“Oke,ness..,tapi kok tumben? Buat apaan?”Tanya Vidya
“Udah, pesenin aja!!” Pekik Vanessa marah.
“Oo.., oh... Oke deh” Vidya langsung bergegas.
“Nih..” Vidya menyodorkan segelas air es.
“Good girls,ayo...,all ikut gue dah lama ga ngerjain itu anak!”
Vanessa dan genknya menghampiri mejaku dan Harlin.
“Hai,Fili..., lama ga jumpa,ni sambutan dari gue” Ucap vanessa sambil menuangkan air ke atas kepala ku.
Harlin ingin berdiri berniat membantuku namun aku langsung memegang dan menahan tangannya diatas meja, ia hanya mampu menahan emosinya, Aku langsung menyerap air kedalam tubuhku.
“loh kok ga basah ??” Tanya Vidya. Vanessa dan genknya keheranan begitu juga dengan harlin.
“Thanks atas sambutannya..” Ucapku tanpa menoleh kearah mereka. Mereka langsung bergegas pergi dengan wajah heran.
“Kok bisa Fill..?” Tanya Harlin keheranan.
“Tumben ga manggil Snow” Ucap ku sambil tersenyum dan melirik wajahnya yang kebingungan.
“Oh ia,hehe..., tapi kok bisa sih?”
Aku hanya tersenyum padanya “Balik yuk..” balasku singkat.
“Loh, kok balik sih, kamu kan belum jawab” Harlin mulai kesal.
“Entar juga kamu tau” Ucapku sambil beranjak dari kursi.
“Ih,kamu mulai aneh deh,apa karna kecelakaan itu?” Tanya_nya.
“Kamu tau?” Ujarku menoleh langsung padanya.
“Kok ngeliatinnya gitu..., waktu kamu kan ga masuk, aku telfon kamu tapi ayah kamu yang angkat, beliau bilang kamu kecelakaan, tapi kampus bilang kamu cuma sakit. emang kamu kecelakaan apa?”
“Ga apa-apa” Aku sedikit kaget karna sempat berfikir harli mengetahui yg sebenarnya,namun kurasa belum saatnya harlin mengetahui hal ini, aku akan menjelaskannya diwaktu yang tepat.
“Loh kok gitu sih, jangan sembunyikan apapun dari ku dong, kita kan teman” Harlin mulai ngotot.
“Entar kita telat,ayo masuk kelas” Harlin hanya menurut saja dan menyerah, sebenarnya aku tidak yakin bisa menjawab pertanyaan yang ada dibenaknya.
***
“Bagaimana perkuliahan hari ini” Tanya ayah.
“Tak usah khawatir yah.., semua aman terkendali” Jawabku sambil tersenyum.
“Sepertinya kamu senang sekali, apakah ada sesuatu?” Ayah mulai penasaran.
“Hehe,tadi di kampus ada hal lucu”
“Baguslah kalau begitu, namun tetap hati-hati ya..”
“ia.. ayah”

Bersambung...

***
Phyllokinesis (Part 4)

Apakah kupu-kupu pernah lelah mengepakkan sayapnya...
Entah apa yang kufikirkan, iringan kupu-kupu berwarna-warni terbang beriring dalam kepalaku. Mungkin merekapun pernah lelah, hingga singgah di pucuk-pucuk bunga manis itu... Setelah ia selesai beristirahat, ia kembali terbang entah kemana. “Hehhh...!!” Suara Harlin menarikku sigap dari lamunan Ku. “ Kamu ni, anak gadis melamun mulu.. ga boleh gitu” “Kamu kok suka banget ngelamun sihh..!!” Lanjutnya mengoceh.
“Bukan apa-apa..” Bening mataku yg berwarna kehijauan masih fokus memandang jauh keluar jendela. Harlin terlihat hanya diam menatapku, berusaha untuk mewajari sikapku lagi.
Sekumpulan teman sekelas masuk merusak ketenangan kelas yang sebelumnya hening.

“Minggir loh,, gimana sih.. orang mau lewat juga..”
Tentu saja suara yang tak asing lagi bagiku, Vanesa terlihat egois seperti biasa menggeser dengan kasar setiap orang yang menghadang jalannya, berjalan bersama genknya. Beberapa menit kemudian kelas mulai hening dengan masuknya salah satu dosen yang membawa seorang gadis.
“Dengarkan ananda sekalian.. kalian kedatangan teman baru siswi pindahan dari kampus lain.. namanya adalah Ahfishiina” Ujar dosen psikologi sambil menatap kearah gadis itu dan mempersilahkan untuk duduk. Entah mengapa aku merasakan sesuatu hal yang berbeda dari gadis itu,dari wajahnya yang tidak mengambarkan ekspresi apapun, bahkan ia tidak mengucapkan sepatah katapun untuk memperkenalkan dirinya sendiri. Dia berjalan ke kursi disebelahku dan duduk diantara Aku dan Harlin.
“Hai.. Shiina.. namaku Harlin Fazna.. salam kenal..” Ujar Harlin mengulurkan tangan sambil tersenyum manis. Namun sepertinya uluran tangan Harlin tidak disambut baik oleh Shiina.
“Hnn..” Hanya gumaman pelan yang keluar dari bibirnya bahkan tanpa menoleh. Harlin kembali menarik uluran tangannya dan mulai memandang kedepan dengan perasaan jengkel.
Sepertinya genk BENISM melihat kejadian itu.
“Sepertinya ada saingan baru ness..” Ujar Vidia sambil tersenyum sinis.
“Yah.. boleh juga” Lanjut Vanessa.
“Pasti kamu mulai buat rencana ya ness” Ucap Laurin sambil menatap Vanessa yang tampak berfikir.
“Pasti dong.. iya ga ness..” Lanjut Lara, namun Vanessa hannya membalas dengan senyuman liciknya.
Bersambung....

***
Phyllokinesis (Part 5)

Aku mendengar semuanya dengan jelas, dengan kemampuanku ini aku bisa mendengar melihat lebih jelas dibandingkan orang biasa. Aku tidak yakin untuk mencampuri urusan BENISM dengan gadis itu tapi karna memiliki kemampuan lebih bukankah aku harus menggunakannya untuk kebaikan dan melindungi orang lain. Seperti dugaanku genk BENISM menghampiri gadis itu setelah perkuliahan selesai dia. Aku tau mereka membawanya halaman belakang kampus, disana memang kurang terawat dan dibiarkan begitu saja hingga ditumbuhi pepohonan besar.
“Snow... mikirin apa sih.. pulang yuk..” Ucap Harlin sambil menepuk pelan pundakku.
“Shiina.. dia..”
“Ngepain sih mikirin cewek sombong kayak gitu.. biarin aja tuh genk BENISM yg urus pasti mereka ngerjain tu cewek..tapi, hnm.. kasian juga sih..” Balas Harlin panjang lebar sebelum aku menyelesaikan ucapanku. Aku langsung beranjak dari kursi dan memakai tasku kemudian langsung berlari menuju halaman belakang kampus yang jaraknya tidak terlalu jauh.
“Fili... tunggu... !!” Panggil Harlin sambil berlari mengikutiku dari belakang.
***
“ Shiin... mau gabung genk kita ga” Ujar Vidya. Shiina hanya memandang kearah lain tanpa perduli dengan ucapan Vidya.
“Dia bisu kali.. dari tadi diajak bicara ga jawab mulu..” Lanjut Laura
“Tau tuh.. dibawa kesini aja mesti diseret dulu kayak karung aja.. ngeselin” Laurin menambah dengan wajah kesal.
“Genk bodoh seperti kalian... sangat tidak penting..!” Akhirnya sebuah kalimat keluar dari bibir Shiina, namun dengan nada dingin yang membuat BENISM beku ditempatnya.
Wajah Vanessa mulai merah, “ Oh..! jadi lo belum tau siapa kita sebenarnya.. girls.. ikat dia..” Perintah Vanessa, langsung saja Lara dan Laurin menarik Shiina kesebuah pohon dan mengikatnya. Entah mengapa Shiina terlihat santai saja terikat dipohon itu. Vidia membuka sebuah karung yg jaraknya tidak jauh dari hadapan Shiina. “Sini.. girls.. permainan ini bakal asik..” Teriak Vidia sambil mengeluarkan beberapa botol kaca, Lara dan Laurinpun berlari menghampiri Vidya dan Vanessa yg sudah berdiri disampingnya. Genk BENISM sudah berada tidak jauh dari hadapan Shiina yang terikat dipohon.
“Oke girls, siapa yang lemparannya tepat sasaran gue teraktir selama seminggu..” Teriak Vanessa girang dengan dua botol kaca yang sudah berada ditangannya.
“Okeyy...” Sambut Vidya,Lara,dan Laurin sambil menyiapkan botol kaca ditangannya untuk bersiap melemparkan botol-botol itu ke arah Shiina.
“Siap ya girls... dalam hitungan ketiga lempar ya... satu.. dua.. tigaaa....!”
***
“Itu mereka...” Dari kejauhan Aku terus berlari, melihat para BENISM dengan botol-botol ditangan mereka. Aku bahkan bisa mendengar ucapan Vanessa dari jarak sejauh ini.
“Siap ya girls... dalam hitungan ketiga lempar ya... satu.. dua.. tigaaa....!” Teriak Vanessa dengan girang.
“ Tidakk...!!” Aku berteriak namun masih terlalu jauh untuk mereka dengar.
Para BENISM melempar botol-botol ditangannya tepat kearah Shiina yang terikat dipohon.
Namun.. hal yang sangat mengejutkan terjadi. Semua botol itu terhenti dan melayang diudara tepat dihadapan Shiina.
“Orang-orang menjengkelkan seperti kalian .. sebaiknya musnah saja..” ujar shiina dgn nada datar. Seketika botol-botol itu kembali terlempar kearah BENISM.
“Aakkhhhh....” teriakan para BENISM saat botol-botol itu menghantam tubuh mereka.
Sedangkan tali yang mengikat shiina terlepas entah sejak kapan. Shiina berjalan meninggalkan genk BENISM yg tidak sadarkan diri.
Aku menghentikan langkahku, mengetahui semua yang terjadi membuat kepalaku pusing tidak karuan, semua terasa seperti mimpi. Aku berbalik arah dan meliat Harlin yg tampak kelelahan mengejarku.
“Huf... huff... fili kenapa malah lari sih..” Ujarnya sambil berhenti dan mengatur nafas.
“Maaf.. ayo pulang..” Balasku singkat, sebaiknya Harlin tidak mengetahui kejadian ini.
“Kamu aneh banget.. tadi lari-lari.. sekarang ngajak pulang.. huaa..!! kayanya kamu memang masih sakit Snoww...” Teriaknya berbaur rasa lelah dan kesal.
Aku hanya berjalan menuju parkiran mobil dan mengajak Harlin masuk dan pergi meninggalkan kampus.
Bersambung...

***
Info : Terimakasih.. untuk teman-teman yang masih mengikuti alur cerita Phyllokinesis , semoga tertarik dan menghibur, masih ditunggu kritik dan saran serta jangan lupa likenya (*-*)b di Page Fb "Filia Story" , sedikit mengenai kemampuan shiina ialah Telekinesis atau kemampuan dapat menggerakan benda-benda solid berbeda dengan kemampuan Filia yaitu Phyllokinesis. mungkin akan dijelaskan dalam cerita selanjutnya. ^^ hehe.. selamat datang untuk tokoh baru kita dalam cerita ^^